Hmm, disadari atau tidak, banyak orangtua yang tidak tahu mengapa anaknya mendapat nilai yang kurang memuaskan di sekolah. Karena kesibukan dalam mencari nafkah ataupun mengejar jenjang karir, akhirnya para orangtua menyerahkan penuh anak - anaknya pada guru les privatnya.
Padahal kemungkinan besar, sang anak memiliki masalah di dalam belajarnya. Untuk itu, kita harus bisa mengetahui bagaimana gaya belajar mereka, dan apa masalah yang dihadapi saat belajar.
Mengenal Gaya Belajar Anak
Setiap
anak memiliki perbedaan dan ciri khusus antara yang satu dengan yang
lain. Secara fisik, perbedaan setiap anak dapat dilihat secara kasat
mata. Namun perbedaan pola berpikir, cara – cara merespon atau
mempelajari sesuatu yang baru sangat sulit kita ketahui perbedaannya
jika kita tidak memperhatikan secara seksama, atau setidaknya lebih
sering memperhatikan sikap atau tingkah laku mereka sehari - hari.
Dalam
belajar, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap
pelajaran. Maka dari itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode
untuk memenuhi tuntutan perbedaan individual tersebut.
Dalam
kehidupan sehari – hari, sering kita lihat para orang tua yang
melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi berprestasi. Dari
menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit, hingga mengikutkannya ke
berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita waktu bermain
atau bersoaialisasi dengan teman – teman sebayanya. Namun usaha – usaha
tersebut seringkali belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan,
bahkan tidak jarang justru menimbulkan masalah baru bagi anaknya.
Nah, jika demikian, apa yang sebenarnya terjadi ? Mengapa anak – anak tidak kunjung berprestasi ?
Jika
boleh saya menjawab, menurut pengamatan dan pengalaman saya dalam
mengajar selama ini, salah satu faktor penyebabnya adalah
ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh anak dengan metode
belajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya,
termasuk dalam mengikuti kursus atau les privat. Yang dimaksud cara
belajar disini adalah kombinasi cara individu menyerap, mengatur, dan
mengelola informasi.
Berdasarkan
kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola, dan
menyampaikan informasi, maka cara belajar dapat dikelompokkan ke dalam
tiga gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dan masing –
masing gaya belajar ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama
lain. Pada tulisan saya mengenai gaya belajar, telah saya singgung ciri –
ciri ketiga gaya belajar di atas.
Adanya
pengkategorian ini bukan berarti bahwa anak atau individu hanya
memiliki satu karakteristik cara belajar tertentu saja melainkan
memiliki ketiganya, hanya saja lebih cenderung pada salah satu di antara
tiga gaya belajar tersebut. Kecenderungan inilah yang menyebabkan anak
yang bersangkutan jika memperoleh rangsangan yang sesuai dalam belajar
akan cenderung lebih menyerapnya.
Dengan
memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada anak, siswa
ataupun individu, maka diharapkan para orangtua dan guru dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif, bijaksana, dan tepat.
Dan bagi para siswa yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk
mulai merenungkan dan mengingat – ingat kembali apa gaya belajar yang
dirasakan paling efektif, atau paling nyaman.
Penyebab Timbulnya Masalah Kesulitan Belajar
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian pada
masalah kesulitan belajar, ditemukan faktor penyebabnya yaitu :
a. Faktor Keturunan
Berdasarkan
penelitian Hallgren, apabila ada salah satu anggota keluarga yang
mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja itu disebabkan
karena faktor keturunan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Hermann
yang mempelajari dan membandingkan anak kembar yang berasal dari satu
sel telur dengan anak kembar yang berasal dari dua sel telur. Ternyata
anak kembar yang berasal dari satu sel lebih mempunyai kesamaan kesulitan membaca daripada anak kembar yang berasal dari dua sel.
b. Gangguan Fungsi Otak
Ada
pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami
gangguan pada syaraf otaknya. Hanya saja cuma sedikit tanda cedera pada
otak. Sehingga para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai
penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini.
c. Pengorganisasian Berpikir
Siswa
yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan mengalami
kesulitan dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu
penyebabnya adalah karena tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya
secara baik dan sistematis. Jadi anak yang sulit membaca akan sulit
pula merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya.
d. Kekurangan Gizi
Kekurangan
gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan atau kesulitan
belajar karena apabila pada awal pertumbuhan seorang anak kekurangan
gizi, maka keadaan itu akan mempengaruhi perkembangan syaraf utamanya
sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses belajarnya.
e. Faktor Lingkungan
Gangguan
yang disebabkan dari faktor lingkungan contohnya adalah kepedihan hati,
tekanan keluarga, dan kesalahan pola asuh yang diterapkan kepada anak.
Sehingga lingkungan yang tidak menguntungkan dapat mempengaruhi proses
belajar siswa.
Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar
a. Berikan
perintah yang terperinci. Karena anak – anak mengalami kesulitan
belajar, guru perlu mengulang atau memberikan perintah baru ketika tahap
pelajaran berikutnya dimulai.
b. Gunakan
semua indera pada saat mengajar. Jika perlu, tanyakan pada orangtua
atau guru lainnya, indera mana yang potensial bagi anak untuk dapat
belajar dengan maksimal.
c. Sebisa
mungkin jangan ada gangguan di dalam kelas, karena anak – anak ini
mudah terganggu. Gambar – gambar, mainan, atau barang – barang yang tidak diperlukan sangat berpeluang mengganggu konsentrasi mereka.
d. Sampaikan
pelajaran dengan menggunakan contoh – contoh konkret. Anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar akan memahami maknanya jika ia dapat
melihat dan merasakan apa yang dijelaskan.
e. Memperhatikan
beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam belajar ini terlihat
sangat aktif atau bahkan terlalu aktif. Maka kita harus berusaha supaya
anak ini terus berada di dekat kita. Kontak fisik seperti merangkul atau
memegang pundak bisa meningkatkan perhatian mereka.
*120712
Sumber:
Conny Semiawan, A.S. Munandar, dan S.C.U. Munandar (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah: Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Jakarta: Gramedia.
· DePorter(2001). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Mohammad Asrori(2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
0 komentar:
Posting Komentar